Di pagelaran Piala Dunia, uang mengalir sangat deras. Bayangkan, sebagai gambaran, pada 2010 sekitar 700 juta orang menonton final antara Belanda melawan Spanyol. Di Brasil, pagelaran Piala Dunia diperkirakan akan ditonton 3,6 miliar penduduk di 192 negara. Para manajer periklanan akan melihat ini sebagai ajang untuk menawarkan produk mereka.
Para produsen alat-alat olahraga bersaing untuk memperluas pangsa pasar. Bola yang digunakan di Brasil dibuat oleh Adidas. Perusahaan Jerman itu juga memasok produk terkait olahraga ini untuk sembilan tim seperti Jerman, Argentina dan Spanyol. Adidas pun memasok keperluan untuk wasit, anak gawang dan para sukarelawan. Perusahaan Jerman lain, seperti Puma melakukan kontrak dengan delapan tim. Sedangkan Nike menjadi pemasok alat-alat olahraga bagi tim yang berlaga di sana, seperti Brasil, Inggris, Belanda adan Amerika.
Para bintang bola menjadi rebutan perusahaan produk olahraga. Pemain Portugal Cristiano Ronaldo menjadi bintang iklan Nike sedangkan Lionel Messi membintangi produk Adidas.
Ada yang menarik bahwa sebagian besar iklan sekarang cenderung melalui media iklan di internet. Media sosial menjadi pertarungan iklan, seperti Facebook, Twitter, YouTube dan Instagram. Penggunaan iklan di internet dipastikan akan makin berkembang di masa mendatang.
Video iklan Nike berlabel “Winner Stays” ditonton 80 juta orang. Sedangkan iklan Adidas berjudul “Messi’s Dream” diklik hingga 31 juta orang, seperti dilaporkan media "Wirtschaftswoche". Iklan Nike disebarluaskan (di-share) lebih 1,3 juta melalui media sosial sedangkan Adidas 300 ribu kali.
Bola produksi Adidas bernama Brazuca merupakan simbol emosi kebanggaan dan nama baik untuk semua umat manusia. Nama Brazuca ini adalah hasil voting online seluruh dunia.
Bagaimana sepak bola menjadi ajang promosi tak hanya dilakukan perusahaan peralatan olahraga. Berbagai perusahaan Indonesia juga menggunakan sepakbola sebagai ajang reklame. Garuda Indonesia menjadi sponsor klub sepakbola terkenal, Liverpool. Mulai Juni 2014, logo Garuda akan terpampang di jersey latihan The Reds.
Selain menjadi sponsor resmi untuk training kit Liverpool, durasi tayang brand/logo Garuda pada LED di sisi lapangan Anfield juga diperpanjang. Brand/logo tersebut akan ditayangkan pada setiap laga yang dilaksanakan Liverpool sepanjang musim 2014/2015 hingga 2015/2016.
BNI menjadi sponsor perbankan pertama yang dimiliki Chelsea FC di Asia. Dengan kerjasama ini, logo Chelsea akan tercetak di kartu kredit/debit BNI. Meskipun tidak ikut tampil di pinggir Stamford Bridge, logo BNI dan bahasa Indonesia akan tersedia di situs resmi Chelsea FC.
Kacang Dua Kelinci mensponsori klub Eropa juara Champions tahun ini yaitu Real Madrid. Kacang Dua Kelinci telah mendatangkan berbagai pemain hebat Real Madrid termasuk bintang termahal asal Wales, Gareth Bale bulan lalu.
Bank Danamon menjadi sponsor klub utama Liga Premier Inggris, Manchester United yang memiliki 30 juta penggemar di Indonesia. Danamon diberi ruang iklan produk Danamon pada Light Emitting Diode (LED) di sisi lapangan stadion Olf Trafford.
Demikian juga dengan Pertamina menjadi sponsor klub sepak bola AC Milan yang memang memiliki pendukung fanatik sangat banyak di Indonesia. Di sejumlah kota besar di Indonesia, terdapat cabang Milanisti.
Indonesia sudah pernah mencoba mengkampanyekan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia. Sebagai negara nomor 10 terbesar versi IMF, Indonesia pantas menjadi tuan rumah. Hanya saja memang tidak murah.
Sebagai gambaran, Brasil mengeluarkan US$11 miliar untuk membangun stadion dan infrastruktur. Tapi Brasil sendiri akan mendapat pendapatan US$3 miliar selain dampak positif lain di bidang ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja dan perbaikan infrastruktur. Tapi kita tak boleh mengubur impian itu, sebab tuan rumah Piala Dunia bisa menjadi kebanggan bangsa.
(Rihad Wiranto)