Musim 2014 ini Arema Indonesia tampil begitu cemerlang dalam mengarungi kompetisi yang diikuti, baik di Indonesia Super League (ISL) maupun Piala AFC 2014. Di kancah lokal, Ahmad Bustomi dan kawan-kawan sementara ini sukses memuncaki wilayah barat. Tak kalah cemerlang, di kompetisi kasta kedua klub-klub Asia, Arema juga menyabet satu tiket ke babak 16 besar.
Dua sukses itu tak lepas dari beberapa faktor yang saat ini sedang menaungi tim Singo Edan. Bukan hanya dari segi teknik tapi juga non teknik. Berikut lima faktor sukses Arema di awal musim ini yang berhasil dirangkum Goal Indonesia :
SKUAD KOMPLIT BERTABUR BINTANG
Skuad yang dimiliki Arema pada musim ini boleh dibilang sebagai salah satu yang paling mewah di Indonesia. Deretan bintang lokal berlabel penggawa tim nasional Indonesia, senantiasa menghiasi starting line up Arema kala berlaga. Sebut saja Kurnia Meiga, Victor Iqbonefo, Ahmad Bustomi, serta Cristian Gonzales kini menjadi bagian rencana pelatih Alfred Riedl untuk tim Garuda. Ada pula Benny Wahyudi, I Gede Sukadana, Juan Revi, Samsul Arif, serta rising star Irsyad Maulana, yang juga beberapa kali mendapat panggilan timnas.
Deretan bintang lokal tersebut terasa semakin lengkap jika kita menengok barisan pemain asing yang memperkuat Singo Edan. Mulai dari Thierry Gathuessi yang menjadi duet ideal bagi Victor Iqbonefo di lini belakang, Gustavo Lopez yang menjadi kreator serangan di lini tengah, hingga Alberto Goncalves sang juru gedor yang selalu meneror gawang lawan.
Tak ada perbedaan yang mencolok antara pemain inti dengan cadangan. Itulah yang menjadi berkah tersendiri bagi Suharno dalam meracik tim. Pantas saja, Suharno tak pernah pusing jika ada salah satu pemain intinya yang sedang menderita cedera. Pun demikian ketika Arema harus dihadapi dengan jadwal padat di dua kompetisi. Suharno tak perlu takut untuk melakukan rotasi di setiap laga.
DUKUNGAN SUPORTER YANG SUPER FANATIK
"Dimana Kau Berlaga Kami Selalu Ada, Karena Kami Aremania” begitulah salah satu bait lagu yang kerap dinyanyikan oleh Aremania dari tribun kala mendukung tim mereka bertanding. Tak sekadar bernyanyi, Aremania benar-benar membuktikan kesetiaan mereka terhadap tim berlogo kepala singa tersebut.
Ya, Aremania tak segan untuk mendukung tim mereka di kandang lawan. Bahkan, dukungan Aremania telah menembus batas negara. Tercatat, pada musim ini Aremania setia mendampingi Arema kala tandang ke markas Maziya, Hanoi T&T, dan Selangor FA dalam laga Piala AFC 2014.
Soal dukungan di laga kandang, tak perlu diragukan lagi. Stadion Kanjuruhan selalu penuh dengan lautan manusia dengan atribut birunya setiap Ahmad Bustomi dan kawan-kawan berlaga. Faktor suporter inilah yang menjadi motivasi penting bagi pemain Arema kala merumput. "Kami tidak ingin Aremania kecewa, mereka datang dari jauh untuk mendukung Arema. Kami harus berikan kemenangan” ujar Victor Iqbonefo.
FINANSIAL SEHAT
Bicara soal suporter, tentunya ada pemasukan yang bakal didapatkan Arema dari penjualan tiket laga kandang. Seperti musim-musim sebelumnya, penjualan tiket masih menjadi pilar utama yang menopang keuangan Arema dalam mengarungi kompetisi.
Untuk urusan pemasukan dari tiket pertandingan di Indonesia, bisa dibilang Arema adalah juaranya untuk level ISL. Haram hukumnya bagi Aremania jika masuk ke stadion tanpa menggunakan tiket. Dalam dua musim terakhir, Arema juga mendapatkan banyak sponsor. Hal tersebut bisa dilihat dari jubah tempur yang mereka pakai dihiasi banyak tempelan logo sponsor. Untuk urusan ini, Arema mungkin hanya kalah dari Persib Bandung yang juga punya sederet sponsor.
Praktis, situasi itu membuat kondisi keuangan Arema stabil. Jangan lupa juga, sokongan dana yang dikucurkan pengusaha Nirwan Dermawan Bakrie, yang semakin mempertebal kantong finansial juara ISL 2009/10 ini.
Dengan kondisi seperti itu, nyaris tidak pernah terdengar keluhan pemain tentang telatnya pembayaran gaji atau problem finansial lainnya. Dampaknya, pemain hanya fokus pada kewajiban mereka untuk bertarung di lapangan karena hak-hak mereka sebagai pemain selalu terpenuhi.
KEKOMPAKAN TIM PELATIH DAN MANAJEMEN
Selain pemain, kesolidan Arema pada musim ini juga bisa dilihat dari kekompakkan yang terjalin antara tim pelatih dan jajaran manajemen. Program-program yang dibuat oleh duet pelatih Suharno-Joko Susilo untuk para pemain selalu mendapat dukungan dari tim manajemen.
Dukungan penuh dari jajaran manejemen terlihat jelas dari kehadiran Iwan Budianto di setiap pertandingan Arema. CEO Arema tersebut bahkan kerap memberikan motivasi bagi para pemain sebelum maupun setelah pertandingan. Situasi ini semakin membuat suasana tim lebih kondusif.
KEBIJAKAN TRANSFER YANG TEPAT
Kebijakan transfer pemain yang diambil manajemen Arema pada musim ini sejauh ini bisa dibilang sangat tepat. Mayoritas pemain yang membela tim pada musim lalu masih dipertahankan. Mereka pun memulangkan kembali beberapa pemain yang sempat berkelana ke klub lain seperti Ahmad Bustomi, Arif Suyono, dan Juan Revi Auriqto.
Selain itu, beberapa penyempurnaan dilakukan dengan mendatangkan Samsul Arif dan Gustavo Lopez. Terbukti, keduanya saat ini menjadi salah satu pilar penting Singo Edan. Samsul bisa menggantikan peran Greg Nwokolo yang dilepas ke Persebaya Surabaya. Sementara Gustavo menjadi kreator serangan bagi Arema.