Diposkan oleh AREMA_KITA : 18 June 2013

M Ridhuan - Never Say Goodbye

Salam Satu Jiwa

Akhirnya berita itu secara resmi dirilis oleh pihak Manajemen dan disampaikan secara langsung kepada sang pemain.
Pekan lalu saya dikejutkan oleh berita yang mengabarkan bahwa winger andalan Arema selama 3 musim ini yakni M Ridhuan diputus kontraknya oleh manajemen, tapi anehnya Ridhuan masih juga mengikuti sesi latihan meski berita tersebut sebenarnya sudah menghiasi media massa lokal dan nasional, bahkan pada pertandingan melawan Persipura beberapa hari yang lalu Ridhuan masih hadir di stadion kanjuruhan memberikan dukungan kepada rekan-rekannya yang bertanding di lapangan.

aRemania Arema Indonesia

Sebuah pertanyaan besar di benak saya kalau memang benar dipecat kenapa Ridhuan masih berlatih bersama tim?. Akhirnya pertanyaan saya menemukan jawabannya dengan tegas manajemen menyampaikan keputusan untuk memutus kontrak M Ridhuan dengan alasan kontribusi yang minim kepada tim musim ini. Berikut sedikit memori yang masih terekam dalam ingatan saya mengenai sosok pemain yang telah 3 kali berganti nomor punggung ini yakni 6, 8 dan 86 selama berseragam Arema.

KEDATANGAN
Kedatangan M Ridhuan diluar prediksi sebelumnya, di tengah gencarnya desas desus Arema akan diperkuat Trio Timnas Singapura (Noh Alam Shah, Baihakki, Mustafic Fakhruddin).

Ridhuan mengobati kekecewaan Aremania karena hadir disaat Baihakki dan Mustafic gagal berlabuh ke Arema. Namanya mungkin tidak setenar dua nama sebelumnya yang gagal berlabuh ke Arema, tapi berkat jaminan kualitas dari Noh Alam Shah dan sesuai dengan skema permainan yang akan diusung coach Robert Rene Albert membuat Ridhuan menjelma menjadi kekuatan yang menakutkan dengan skema Arema yakni 4-2-3-1.

Kinerja dua sayap yaitu M.Ridhuan di sisi kanan dan M. Fakhruddin disisi kiri membuat Arema sangat digdaya, dan inilah kali pertama indonesia disugukan permainan yang seimbang antara playmaker di posisi midfielder dan winger sama bagusnya.

GOL PENTING
Penantian M Ridhuan cukup panjang untuk mencetak gol pertamanya bagi Arema, di putaran kedua barulah hal itu mampu dipersembahkan oleh M.Ridhuan.

Bertanding di kandang lawan yang merupakan kandang tempat lahirnya Arema, stadion Gajayana Malang, membuat atmosfer pertandingan menjadi sangat berbeda. Pertandingan berjalan keras dan akhirnya ridhuan mampu mencetak gol ke 3 Arema pada pertandingan tersebut, sebuah selebrasi yang sangat emosional dipertunjukkan oleh Ridhuan, sebuah momen yang saya yakin tidak akan pernah dilupakan oleh sang pemain seumur hidupnya.

Bertanding langsung di hadapan Presiden di Indonesia merupakan hal yang spesial, tapi bagi Ridhuan ini bukanlah kali pertama dia bertanding di hadapan seorang kepala negara. Terang saja, bermain di bawah dukungan Aremania yang tak pernah berhenti bernyanyi selama 90 menit pertandingan akhirnya ridhuan mampu menjebol gawang persitara, sebuah selebrasi sikap hormat pun diberikan kepada presiden SBY oleh Ridhuan.

aRemania Arema Indonesia

Gol terakhir Ridhuan di ajang resmi (kompetisi reguler) bersama Arema tercatat pada tanggal 24 juni 2012 melawan Persiba Balikpapan di stadion kanjuruhan. Sebuah tendangan bebas yang indah mampu menjebol gawang Persiba pada menit 31, dan seperti biasa selebrasi Ridhuan tetap penuh makna, gol tersebut dipersembahkannya untuk sang kekasih yang tak kenal lelah menemani keseharian dari Ridhuan.

MOMEN PENTING
Bertandang ke Markas PSPS pekanbaru, Arema yang kala itu dilatih Robert Albert mengusung misi mengunci gelar juara di Pekanbaru.

Tentu saja, PSPS tak rela markasnya menjadi tempat pesta Arema. Benar saja permainan berlangsung keras, sempat terjadi insiden antara Ridhuan dengan pemain dan official PSPS, dan pertandingan pun terhenti beberapa saat, sebuah semangat yang seakan-akan menunjukkan bahwa Ridhuan ingin berpesta saat ini, dan peluit akhir pun mengantarkan Arema merengkuh gelar ISL pertamanya, pertandingan yang mengesankan waktu itu dan akhir yang menggembirakan.

Setelah mampu mengantarkan Arema menjadi juara ISL dan runner up Piala Indonesia, tepat beberapa hari setelah final Piala Indonesia, dikabarkan bahwa Noh Alam Shah dan Ridhuan telah resmi bergabung dengan Sriwijaya Cc tim yang mengalahkan Arema di final piala Indonesia.

Sebuah berita yang sangat mengejutkan waktu itu, tapi yang tak kalah mengejutkan lagi adalah keputusan mereka untuk kembali ke Arema, meski telah 2 hari berada di Palembang markas Sriwijaya Fc. Rasa cinta mereka yang sangat besar kepada Aremania menjadi alasan mereka untuk kembali dan membatalkan niat untuk bergabung dengan Sriwijaya.

Musim 2010/2011 keberadaan Ridhuan memang tidak tergantikan. Namun, memasuki 3 pertandingan terakhir tidak ada nama duo singapura dalam line up dan di bangku cadangan, keduanya hanya berada di tribun penonton.

Dualisme di tubuh Arema memasuki musim 2011/2012. Awalnya ridhuan memilih untuk bergabung ke Arema IPL yang memang juga dihuni mayoritas kawan-kawannya di Arema musim 2010/2011, di tengah dualisme yang terjadi Ridhuan berpesan melalui televisi nasional, agar Aremania tetap menjaga persatuan dan tetap memberikan dukungan kepada Arema.

Namun di tengah musim Ridhuan memutuskan untuk mengakhiri kebersamaan dengan Arema IPL mengikuti jejak rekan-rekannya yang lain. Di setengah musim bersama Arema ISL ridhuan turut membantu Arema ISL untuk lolos dari degradasi.

Melakukan aksi protes terhadap sponsor merupakan hal yang sangat jarang dilakukan oleh pemain manapun, namun mengikuti jejak APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) yang melakukan aksi mogok main selama 1 menit. Ridhuan pernah menutupi logo sponsor di jersey Arema ISL sebagai wujud protes atas tidak terpenuhinya haknya sebagai pemain.

aRemania Arema Indonesia

Sebagai seorang manusia biasa Ridhuan memang memiliki keterbatasan dan kesalahan, tapi sebagai sosok yang pernah berjuang bersama Arema, Ridhuan tetaplah sosok yang luar biasa. Keringat darah dan air mata telah pernah dia berikan untuk Arema selama 3 tahun kebersamaannya bersama Arema, sama seperti pemain lain yang pernah berjuang bersama Arema.

Mari kita bersama-sama menghargai apa yang telah Ridhuan dan mantan-mantan pemain Arema lain berikan pada Arema, tak perlu dalam bentuk nama stadion, tak perlu dalam bentuk nama tribun, tak perlu dalam bentuk patung perunggu. Tapi berilah penghargaan yang memang sudah menjadi hak ridhuan dan mantan-mantan pemain Arema lain. Never say goodbye Great MR 86, karena tak ada perpisahan diantara kita karena salam kita tetap

Salam Satu Jiwa...

(Oleh Syahrul Sajidin/Aremania yang saat ini sedang menempuh pendidikan Hukum S2 Di Brawijaya)

Save and Share bila Berita ini menarik untuk berbagi dengan orang lain :

Tweet This ! Share On Facebook ! Share On Google Buzz ! Add To Del.icio.us ! Share On Digg ! Share On Reddit ! Share On LinkedIn ! Post To Blogger ! Share On StumbleUpon ! Share On Friend Feed ! Share On MySpace ! Share On Yahoo Buzz ! Share On Google Reader ! Google Bookmark ! Send An Email ! Lintas Berita !

ARTIKEL TERKAIT :

 
© 2016 Beranda | Indeks