Sepakbola adalah olahraga terpopuler di Spanyol, baik untuk dimainkan di atas lapangan hijau maupun ditonton langsung di stadion/televisi. Lebih dari 700ribu pemain sepakbola berlisensi di Spanyol dan menjadikannya sebagai salah satu cabang olahraga yang memiliki pemain profesional terbanyak di Negeri Matador tersebut.
Survei The Sociological Research Center(Centro de Investigaciones Sociologicas/CIS) memperlihatkan dari penggemar berbagai cabang olahraga, sekitar 56,1% membeli sedikitnya 1 buah tiket pertandingan sepakbola selama setahun, berbanding 19,2persen untuk cabang olahraga bola basket.
Survei ini dilakukan pada tahun 2005, ketika tim bola basket Spanyol berada di kondisi puncak. Saat itu mereka menjadi semifinalis di ajang Euro basket, dan setahun sesudahnya mereka menjadi yang terbaik di kejuaraan bola basket sedunia dibawah FIBA. Di tim bola basket Spanyol dihuni oleh sederetan pemain tenar seperti Pau Gasol(sekarang Los Angeles Lakers), Rudy Fernandez(sekarang bermain di Portland Trail Blazers), dll. Bandingkan dengan tim sepakbola Spanyol yang harus menunggu 3 tahun lagi untuk menjadi juara Eropa.
Dari sekian penggemar sepakbola di Spanyol, jumlah dukungan yang diberikan mengerucut kepada 2 klub paling tenar, Real Madrid dan Barcelona. Polling CIS di bulan Juli 2010 menyebutkan Real Madrid adalah tim dengan suporter terbanyak(33%), diikuti oleh Barcelona(26%) dan Valencia berada di peringkat ketiga dengan 5%.
Dukungan yang diberikan oleh penggemar sepakbola tersebut beragam bentuknya. Dengan survey yang memperbolehkan responden memilih lebih dari 1 jawaban, mayoritas(72%) menonton pertandingan sepakbola lewat layar televisi, diikuti dengan kepemilikan emblem, scarf, dll(42persen), dan sekitar 36,9% memberikan dukungan dengan menonton langsung di stadion. Yang menarik 15% dukungan juga diberikan dalam bentur tour ketika tim kesayangannya bertandang ke kandang lawan.
Besarnya dukungan kepada suporter menandakan adanya dukungan yang loyal dan militan kepada klub. Besarnya dukungan suporter andil memberikan revenue dalam jumlah besar kepada klub. Laporan Deloitte untuk Football Money League 2011 menempatkan Real Madrid dan Barcelona sebagai klub sepakbola dengan pendapatan terbesar di dunia. Setiap musim ratusan juta euro berhasil didapat dari penjualan tiket pertandingan dan merchandise.
Struktur Kepemilikan Klub Sepakbola Spanyol
Sekarang ini banyak kepemilikan klub sepakbola di Spanyol berdasarkan oleh kepemilikan pribadi atau yang bersifat tertutup namun ada juga yang berasal dari anggota asosiasi seperti Real Madrid, Barcelona, Athletic Bilbao dan Osasuna.
Jumlah anggota asosiasi yang berasal dari pendukung Barcelona berjumlah 170000 anggota, diikuti Real Madrid 69000, Athletic Bilbao 34373, dan Osasuna 15016. Para anggota asosiasi tersebut tidak hanya mengumpulkan iuran tiap tahun untuk digunakan membantu acara sosial klub tetapi juga andil dalam pemilihan petinggi klub setiap periodenya. Dengan demikian aspirasi suporter terjamin lewat 'wakil' yang ditempatkan sebagai petinggi klub tersebut.
Contohnya saja kebijakan untuk belanja jika anggaran untuk belanja lebih besar dari 20persen anggaran klub di musim tersebut maka harus mendapat persetujuan dari anggotanya. Artinya klub tidak boleh sewenang-wenang menggunakan uangnya. Hal ini cukup menjamin finansial klub yang sehat.
Cukup banyak problem finansial yang terdapat di klub sepakbola karena ketidakmampuan untuk mengatur anggaran belanja klub. Di Italia, beberapa klub yang mendapat predikat 'The Magnificent Seven' seperti Parma, Lazio dan terlebih Fiorentina pernah mengalami krisis keuangan yang teramat parah. Fiorentina yang berasal dari Firenze bahkan pernah merasakan didegradasikan hingga beberapa level dibawahnya karena permasalahan administrasi keuangan.
Di Inggris yang notabene representasi dari kompetisi sepakbola terelit di belahan dunia juga tidak luput dari ancaman krisis finansial. Yang terbaru Southampton dan Crystal Palace masuk administrasi karena problem keuangan yang tak terselesaikan. Keduanya bahkan terjerembab ke Championship dan menunggu waktu untuk kembali ke Premiership.
Berangkat dari 'ancaman' tersebut tidak ada salahnya jika kita menengok sistem persepakbolaan di Spanyol. Dari 4 klub La Liga diatas yang menggunakan struktur kepemilikan berbasis suporter masih eksis sejak abad ke 19 hingga sekarang.
Seperti layaknya sebuah negara. Para stakeholder klub tersebut menggunakan istilah socios, semua saham klub dimiliki anggota yang otomatis merupakan suporter. Socios memiliki hak menentukan masa depan tim dengan memilih presiden, dewan direksi, dan dewan pengawas. Setiap orang, baik warga negara Spanyol atau asing serta dari kalangan mana pun, bebas dan memiliki hak menjadi anggota. Pemilihan dapat menggunakan beberapa metode, biasanya menggunakan sistem online dengan melibatkan sebuah jaringan IT yang memiliki security dan database tersendiri.
Barcelona yang mengadopsi sistem demikian memberikan keleluasaan bagi suporter untuk andil dalam mengembangkan klub. Untuk menjadi anggota klub atau yang lazim disebut socios tiap anggota memberikan iuran tahunan sebesar 159 poundsterling. Total dari 170ribu anggotanya, Barca mendapatkan dana segar sekitar 27juta poundsterling untuk kepentingan sosial klub.
Terminologi kepemilikan klub seperti Barcelona memberikan identitas bagi keterwakilan ideologi sepakbola bahwa kekuasaan terbesar sebuah klub seharusnya berada di tangan suporter, bukan investor yang haus uang tanpa mengerti tradisi.
Socios juga memberikan iklim demokrasi kepada klub. Socios memilih perangkat manajemen klub dengan cara yang demokratis. Imbal baliknya Klub akan membangun hubungan dengan komunitas lokal dan dapat diakses oleh semua kalangan suporter.
Setiap akhir musim, socios akan menggelar rapat evaluasi menyeluruh tentang prestasi tim maupun kondisi keuangan. Bila ternyata target yang ingin dicapai gagal terwujud, socios dapat meminta tanggung jawab presiden klub. Real Madrid contohnya. Presiden Madrid sekarang, Florentino Perez sempat merasakan pesakitan dan terdepak dari klub ketika proyek Los Galaticosnya gagal menuai ekspektasi anggota klub.
Dalam arti lain siapapun yang hendak mencalonkan diri sebagai presiden klub harus memiliki kapabilitas dalam mewujudkan visinya. Presiden klub tidak hanya dituntut untuk mampu memberikan prestasi kepada klub, tetapi juga menjamin klub atau dirinya sebagai perwujudan wakil socios yang berpihak kepada klub/suporternya dan bukanlah representasi dari kepentingan personal dan kelompoknya.
Di Arema kita dapat mengadopsi syarat ini, memastikan wakil yang terpilih di jajaran klub bekerja sepenuhnya untuk Arema. Mereka mendapat fasilitas secara profesional dan sebaliknya harus bekerja secara totalitas untuk Arema. Tidak dibenarkan adanya perseorangan/kelompok yang duduk di kursi manajemen Arema bekerja untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya diluar visi dan misi(AD/ART) klub.
Performa Finansial
Pendapat di La Liga didominasi oleh Barcelona dan Real Madrid. Pendapatan dari kedua klub tersebut menyumbang prosentase sebesar 48%(hampir setengah) dari seluruh pendapatan klub La Liga di musim 2006/2007.
La Liga adalah satu dari lima besar kompetisi sepakbola di dunia yang menghalalkan klub untuk memiliki kontrak hak siar eksklusif dengan jaringan Televisi. Pendapatan dari hak siar TV untuk Real Madrid dan Barcelona menurut Deloitte jika dikombinasikan mencapai diatas 335juta euro untuk setahunnya. Jumlah ini jauh mengangkangi klub-klub di Liga Premier Inggris maupun Serie A.
Dari sektor lain misalnya pendapatan komersial, Barcelona dan Real Madrid menyumbang pemasukan sebesar 54% di tahun 2007 dari pendapatan total klub La Liga berdasarkan sektor komersial.
Walaupun di Barcelona terdapat 170ribu anggota klub yang melakukan iuran setiap tahun sebesar 159 poundsterling mereka juga tetap membeli tiket pertandingan ketika klubnya berlaga di Nou Camp. Dengan kapasitas stadion sekitar 90ribu orang ke170ribu anggota klub praktis bisa dibilang 'berebut' kursi untuk menonton pertandingan klubnya. Dan itupun mereka melakukannya dengan membayar tiket secara resmi!
Tahun lalu pendapatan Barcelona dari sektor tiket mencapai lebih dari 97juta euro setahunnya. Hal ini menandakan bahwa para anggota klub selain berfungsi membantu untuk membangun klub dengan memilih calon presiden klub yang kapabel juga ikut serta dalam menjaga finansial klub yang dicintainya.
Berdasarkan informasi dari Deloitte, Barcelona dan Real Madrid merupakan dua diantara 3 klub terkaya di dunia. List yang dikeluarkan oleh Deloitte mungkin tidak menjelaskan secara detail kondisi sebenarnya. Namun setidaknya data yang ada cukup menunjukkan performa keuangan Real Madrid dan Barcelona sebagai dua entitas klub terbesar di ranah Spanyol.
Real Madrid dan Barcelona juga jarang sekali(atau bisa dibilang tidak pernah) terlibat masalah dengan pembayaran gaji pemain. Asosiasi pemain yang tergabung dalam Asociacion de futbolistas Espanoles/AFE menerima 161 komplain di musim 2006/2007. Komplain juga berasal dari pemain yang berlaga di kasta ketiga/semi profesional dengan klaim lebih dari 4,1juta euro. Klub sebesar Levante juga sering menerima komplain dari pemainnya mengenai gaji yang tidak terbayar dan ancaman mogok dari pemainnya.
Di Spanyol aturan mengenai kesehatan finansial klub dijalankan secara ketat. Hal ini untuk menjaga kompetisi berjalan ke arah yang benar dimana tidak lagi adanya keluhan berupa problem finansial yang menghinggapi klub.
Di sisi lain pemerintah Spanyol juga mengumumkan sebanyak 6 klub di kasta pertama, 16 klub di kasta kedua dan 91 lain dibawahnya diminta untuk menurunkan besaran hutang mereka. Pemerintah Spanyol juga mengumumkan klub-klub di Spanyol yang berutang kepada negara sebesar 607juta euro, dan ancamannya didegradasikan secara paksa jika tidak terdapat perbaikan finansial klub.
Kultur Penggemar Sepakbola
Budaya sepak bola Spanyol bisa dianggap cermin keragaman yang luas dalam masyarakat Spanyol. Oleh karena itu, budaya sepakbola Spanyol dipengaruhi oleh politik dan sejarah, dan keragaman dalam pendukung sepak bola mencerminkan visi yang berbeda dari Spanyol. Di setiap kota/wilayah terdapat klub yang berdiri, berdiri sebagai simbol dan mewakili benderanya.
Ada juga gerakan suporter untuk mendukung tim regional/nasional seperti Basque dan Catalonia. Basque memiliki klub Athletic Bilbao yang menjadi representasi pandangan politik warganya. Begitu juga dengan Klub Barcelona dengan warga Catalonia. Bahkan sudah terdapat 'Tim Nasional' Catalonia yang diperkuat beberapa pemain Barcelona dan Osasuna. Sudah tidak terhitung jumlah pertandingan internasional yang melibatkan Catalonia.
Pengaruh politik pada sepakbola Spanyol sangat kuat dan berbeda dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Jika persaingan antara Glasgow Celtic dan Rangers dipengaruhi atas issue yang berbau religi tidak demikian di Spanyol atau bahkan Indonesia yang sebagian klubnya berasal dari semangat eksistensi kedaerahan.
Real Madrid dipandang sebagai 'Tim Spanyol' berkat lima trophy juara di awal pergelaran Piala Champions Eropa(sekarang Liga Champions Eropa/UCL). Real Madrid juga menerima penghargaan Duta Besar Spanyol berkat kontribusi mereka dalam penggunaan 'external image' dari negara Spanyol.
Di lain pihak Barcelona dianggap sebagai 'duta besar tak resmi' dari provinsi Catalonia yang sudah lama meminta kemerdekaan terhadap pemerintah Spanyol. Persaingan yang berbau politis ini turut memberi bumbu rivalitas diantara keduanya. Dalam skala lain rivalitas serupa hadir di Spanyol dan dianut beberapa klub lain seperti Real Betis dan Sevilla, Deportivo La Coruna dengan Celta Vigo, Atheltic Bilbao dengan Real Sociedad dan lain sebagainya.
Sugesti
Situasi keuangan di beberapa klub yang menganut sistem kepemilikan berdasarkan keanggotaan klub cukup menguntungkan bagi pengembangan klub itu sendiri. Keuntungan yang diperoleh bukan saja berupa keuntungan materiil tapi juga untuk sesuatu yang tidak dapat diukur dengan uang, misalnya transparansi kinerja klub, peningkatan rasa kepemilikan klub dari anggota(yang otomatis bertindak sebagai suporter) kepada klub, dan lain sebagainya.
Gerakan kepemilikan klub oleh asosiasi anggota yang bertindak sebagai suporter juga mendorong Gerakan Supporters Direct di Spanyol/Eropa untuk mengontrol klub terutama terhadap performa finansial dan ancaman hutang.
Banyak sekali dewan direksi klub yang bekerja untuk jangka pendek dan meraih target berupa prestasi. Jika tidak direncanakan secara matang dan memperhatikan kemampuan finansial klub dapat menyebabkan bencana berupa problem keuangan yang dalam beberapa kasus berakibat pada kebangkrutan.
Pengembangan Supporters Direct juga dapat menciptakan solusi yang positif bagi kemajuan klub yang dilandasi semangat transparansi dan demokratis. Fokus kinerja ini dapat dititik beratkan pada rencana jangka panjang klub dan reformasi yang lebih luas kepada industri sepakbola.
Pelajaran yang diterima bagi pengembangan sepakbola di Arema adalah semangat yang melingkupi para socios dan rasa kepemilikan kepada klub. Dalam skala sempit yang dapat digunakan untuk Arema, semangat ini dapat mengilhami Aremania untuk tidak hanya 'buta fanatisme' untuk hanya sekedar menyukai klub tetapi juga terpikir atau keluar idealismenya dalam mengembangkan klub.
Pemilihan presiden klub dan perangkatnya dilaksanakan secara demokratis, jauh dari ancaman konflik kepentingan atau kepentingan terselubung diluar sepakbola dan agenda untuk memajukan klub itu sendiri. Untuk hal seperti ini semoga stakeholder Arema tercerahkan bahwa untuk memajukan klub dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan kepentingan diluar koridor sepakbola.
(sumber:wearemania.net)