Pengamat sepak bola Indonesia Tommy Welly menilai, kisruh yang melanda PSSI saat ini sulit untuk diselesaikan. Salah satu cara untuk mengurai benang kusut adalah mengganti pengurus baru dengan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB).
Dia juga sependapat dengan langkah Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) yang bakal menyelenggarakan KLB pada 6 Maret 2012 mendatang di Surabaya.
"Tolong siapkan KLB dengan baik. Pilih ketua yang kredibel dan tidak memiliki kepentingan apapun. Jangan sampai memilih ketua, kemudian dijadikan boneka," kata Tommy pada Acara Refleksi Akhir Tahun tentang Perjalanan PSSI, Seputar Kisruh PSSI dan Pasca-Kongres di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (29/12).
Boneka yang dimaksud Tommy adalah Ketum PSSI Djohar Arifin Husin, yang sejauh ini dinilai hampir tak berani menjalankan programnya dengan inisiatif sendiri. Namun, pria asal Medan tersebut terlebih dulu berkonsultasi dengan Arifin Panigoro, seorang pengusaha yang disebut-sebut berada di belakang Djohar.
"Lihat saja. Mau melakukan ini, dia datang ke Jenggala (Rumah Arifin Panigoro-red) dulu. Mau itu ke Jenggala lagi. Ke depan, jangan sampai ketua yang baru seperti ini yang disetir pihak tertentu," ungkap dia.
Pria yang juga sering menjadi komentator sepak bola ini menambahkan, jika PSSI berhasil merangkul semua kalangan, pasti sepak bola nasional akan lebih maju.
"Jangan malah melakukan revolusi sepak bola. Menurut saya, frase 'revolusi' tidak tepat untuk diterapkan di sepak bola. Program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dipertahankan, kemudian yang jelek ditinggalkan. Kalau direvolusi total, mana bisa maju sepak bola Indonesia," tandasnya.
Dia juga menyayangkan tindakan PSSI yang tidak mendaftarkan Persipura Jayapura tampil di Liga Champion Asia. Padahal, kejuaraan itu diikuti klub-klub dari negara elite di Asia seperti Jepang, Korea dan Arab.
"Ini sebenarnya tahapan yang harus dilalui kalau sepak bola Indonesia ingin berkembang. Ada kesempatan menghadapi tim-tim elite di Asia saja tidak ikut, mana mungkin akan ke Piala Dunia. Jangan mimpi juga Indonesia akan jadi Macan Asia," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengprov PSSI DKI Jakarta Hardi HAsan mengatakan, seluruh Pengprov di Indonesia pernah diberi janji oleh Djohar Arifin akan diberi uang pembinaan sebesar Rp 1 miliar per tahun. Namun, sampai saat ini, janji tersebut belum kunjung ditepati. "Janji itu nol sampai sekarang," ujar dia.
Dia juga berharap, KLB yang diselenggarakan KPSI nanti benar-benar memilih ketua umum yang dapat meluruskan seluruh persoalan seputar PSSI dan menyatukan berbagai macam kelompok dan kepentingan. Ketika disinggung mengenai sosok yang tepat memimpin induk sepak bola nasional, Hardi menyebut Dahlan Iskan dan EE Mangindaan.
(sumber:suaramerdeka)