Diposkan oleh AREMA_KITA : 27 May 2011

Dari Diskusi Supporter Direct Aremania

Salam Satu Jiwa

Menyusul kepastian larangan penggunaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) oleh Menteri Dalam Negeri, kondisi persepakbolaan Indonesia tampaknya bakal memasuki masa suram. Khususnya klub yang selama ini mengandalkan APBD bakal sulit bertahan. Bahkan tim Arema Indonesia yang sejak awal berdiri berstatus sebagai tim swasta saja, kini diambang kebangkrutan. Bagaimana solusinya ?

Nama besar Arema dan pengalaman puluhan tahun sebagai tim yang tak pernah menggunakan APBD rupanya belum juga membuat tim kebanggaaan Aremania ini benar-benar menjadi klub professional yang mandiri. Dan hampir setiap tahun, selalu saja dibelit dengan persoalan finansial.

Termasuk musim ini, jika Arema tak segera diselamatkan, bukan tak mungkin tim yang lahir tahun 1987 ini bisa mengalami kebangkrutan atau pailit. Menyusul banyaknya hutang yang ditanggung manajemen, termasuk hutang gaji pada pemain dan tim pelatih Arema yang kini sudah tiga bulan belum dibayar.

Suasana DiskusiAREK MALANG | AREMA INDONESIA FC | AREMANIA | Salam Satu Jiwa | Dari Diskusi Supporter Direct Aremania
Atas dasar persoalan finansial yang dihadapi manajemen Arema dan kebanyakan klub-klub di Indonesia ini, komunitas pencinta bola yang tergabung di satubola.org bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Otonomi Daerah (PPOTADA) Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, menggelar diskusi publik dengan tajuk ‘Pengelolaan Klub Sepakbola Berbasis Supporter’ di Auditorium lantai 6 Fakultas Hukum Unibraw, Kamis (26/5) siang.

Dalam diskusi tersebut menghadirkan pakar bisnis dari Fakultas Ilmu Administrasi seperti Muhammad Saifi dan Ngesti Prasetyo yang membahas peluang untuk pengelolaan klub oleh suporter. Panitia juga mengundang jajaran pengurus Arema, dan perwakilan Aremania dari beberapa korwil.

“Fakta saat ini adalah, bahwa Arema selalui kesulitan keuangan setiap tahun. Pengeluaran klub lebih besar dibandingkan pemasukan, Arema sering digunakan dan diseret untuk kepentingan di luar sepakbola dan Aremania belum terlibat dalam pengambilan keputusan secara organisasi,” papar Abdullah Hariri dari satubola.org.

“Dukungan Aremania yang banyak baik dari Malang maupun dari luar Malang, berbanding terbalik dengan kondisi keuangan Arema. Sehingga perlu dikaji kepemilikan klub berbasis supporter, seperti tim Barcelona yang dimiliki oleh suporternya,” sambung pria asal Jakarta Selatan ini di depan peserta diskusi.

Konsep yang ditawarkannya adalah meniru klub Barcelona yang kini terhitung sebagai salah satu klub terkaya di dunia. Aremania nantinya melalui sebuah perkumpulan yang tentunya berbadan hukum, bisa terlibat langsung dalam pemodalan dan bisa memiliki Arema.

Jika Aremania bisa masuk untuk memiliki tim Arema secara langsung, maka Aremania bisa memilih langsung pengurus Arema yang memiliki visi dan misi untuk memajukan Arema. “Tujuannya adalah stabilitas klub yang yang sehat dan dinamis dalam koridor ekonomi dan satu jiwa dengan Arema,” jelas Hariri.

Sayang konsep pengelolaan klub sepakbola berbasis supporter ini belum bisa diterjemahkan secara detail. Menyusul seperti yang disebutkan Lucky Acub Zainal yang juga hadir dalam diskusi tersebut, kondisi klub maupun masyarakat di Eropa khususnya di Barcelona berbeda dengan di Indonesia.

Sam Munir Syakir, Penggagas Ide Supporter DirectAREK MALANG | AREMA INDONESIA FC | AREMANIA | Salam Satu Jiwa | Dari Diskusi Supporter Direct Aremania
“Kita harus punya satu pola pengelolaan sepakbola yang ala Indonesia, karena kita beda sekali dengan di Eropa. Tingkat ekonomi kita beda, tingkat kepedulian kita beda dengan di Eropa, geografis kita juga berbeda. Jangan bicara sepakbola, mengelolah perusahaan saja, SDM (Sumber Daya Manusia) kita tertinggal dengan negara tetangga,” jelas Lucky.

Lebih lanjut Hariri menjelaskan, besarnya dukungan Aremania selama ini sebenarnya bisa untuk menjaga kesinambungan Arema. Seperti dilakukan oleh supporter Barcelona, yang mengeluarkan iuran sebasar 170 ribu Euro setiap tahunnya. Menurutnya 60 ribu lebih Aremania dengan data keanggotaan yang valid bakal menjadi modal bisnis yang luar biasa untuk Arema.

“Pengeloaan berbasis supporter ini menarik, atau kalau di Eropa disebut supporter direct, untuk di Indonesia bisa jalan dua sampai tiga tahun kedepan, dan perlu menyesuaikan dengan kultur supporter di Indonesia. Itu bisa dalam bentuk koperasi,” ungkap manajer media officer Arema Indonesia, Sudarmaji yang ikut hadir dalam diskusi tersebut.

“Nanti setiap koperasi, bisa punya hak suara untuk menunjuk pemegang suara jika memang ada semacam kongres untuk pemilihan ketua atau presiden Arema. Disitu juga bisa untuk mengudit keuangan Arema. Jadi yang paling mungkin adalah koperasi, dimana korwil-korwil Aremania yang ada bisa jadi koperasi, punya badan hukum untuk masuk ke Arema,” kata Hariri.

Namun Hariri menegaskan dalam konsenpnya, perkumpulan supporter yang nantinya bisa menjadi pemilik klub itu bukan Aremania. Lantaran yang berbadan hukum bukan Aremania, tapi perkumpulan tersebut. Meski anggota dari perkumpulan itu tentunya adalah Aremania sendiri.

“Konsepnya yang kita tawarkan adalah sebuah perkumpulan yang berbadan hukum, ya bisa jadi koperiasi itu adalah sub-sub dari perkumpulan yang berbada hokum ini. Dari iuaran anggota setiap tahunnya bisa untuk tambahan investasi modal, sehingga manajemen secara langsung dilelola supporter,” jelasnya.

Namun secara komersil, perkumpulan tersebut tak mendapat keuntungan secara financial dari Arema. Artinya tak ada keuntungan secara langsung yang diterima dari para anggotanya, kecuali keuntungan non kemresial. Misalkan mendapatkan berbagai kemudahan dan fasilitas-fasilitas yang lain dari klub. Paling utama adanya perkumpulan berbadan hukum yang anggotanya terdata secara lengkap bisa menjadi posisi tawar yang kuat untuk sponsor maupun manajemen klub.

“Kita Arema sudah berbasis suporter sejak lahir, Arema ini dihidupi dari Aremania, yang lebih pas saat ini sebenarnya pengelolaan mental untuk pengurus,” komentar Eko Senyum, Aremania Jodipan. (buari/mps)

Save and Share bila Berita ini menarik untuk berbagi dengan orang lain :

Tweet This ! Share On Facebook ! Share On Google Buzz ! Add To Del.icio.us ! Share On Digg ! Share On Reddit ! Share On LinkedIn ! Post To Blogger ! Share On StumbleUpon ! Share On Friend Feed ! Share On MySpace ! Share On Yahoo Buzz ! Share On Google Reader ! Google Bookmark ! Send An Email ! Lintas Berita !

ARTIKEL TERKAIT :

 
© 2016 Beranda | Indeks