Ya, dengan kefanatikkan terhadap Arema yang 100 % orang-orang pasti berpikir ayas adalah Kera Ngalam. Tapi dugaan mereka salah, ayas adalah Aremania yang Lahir Di Bhumi Borneo.. ke-Aremania-an itu datang dari ebes ayas yang sebenarnya lahir di Ponorogo tapi besar di Malang.
Dari situlah lahir seorang Aremania Bukan Gnaro Ngalam.
Saat Ini kefanatikkan ayas terhadap Arema jauh meningkat di banding beberapa tahun yang lalu. Di tanah Perantauan Bhumi Parahyangan ini ayas bertemu nawak-nawak Aremania yang juga ada di sini dan membentuk Arema Parahyangan.
Di sini juga ayas bisa merasakan menjadi Aremania yang sebenarnya, dari nobar hingga datang langsung mendukung Arema di Stadion.
Bahkan mendukung Timnas dengan atribut AREMANIA.
Jujur, Emes ayas bisa dibilang agak khawatir dengan "ke-Aremania-an ayas, terlebih mengenai kota domisili ayas saat ini, tapi yang ayas salut adalah keluarga ayas tidak pernah melarang ayas untuk ber-Aremania-an asal tidak lupa tanggung jawab ayas sebagai mahasiswa yang harus fokus pada kuliah.
Boleh di bilang ini agak aneh sebab di keluarga ayas tidak ada lagi Aremania selain ayas, bahkan Ebes ayas. Ebes ayas bukanlah Aremania tapi Ia lebih mendukung Arema jika Arema berlaga, bisa di bilang Beliau adalah Jatimania sebab setiap tim jatim berlaga bisa dipastikan beliau mendukungnya bahkan Persebaya atau Persik sekalipun. Terlebih emes dan kakak ayas, emes ayas orang Padang dan kakak ayas tidak begitu tertarik pada dunia sepakbola, terlebih dunia suporter.
Bahkan keluarga dari Ebes ayas yang tinggal di Malang tidak ada satupun yang menjadi Aremania hingga mereka heran dengan kefanatikkan ayas sebagai Aremania.
Tapi terlepas dari itu, mereka semua tidak ada yang melarang ayas jadi Aremania.
Ketika saya datang ke SUGBK saat Arema Indonesia berjaya di ISL ayas sebetulnya takut minta izin untuk pergi ke Stadion, jadi ayas tidak izin. Tapi nampaknya ikatan batin orang tua dan anaknya itu ada, ketika peluit panjang di bunyikan dengan kemenangan Arema 5-1 atas Persija,
Emes Ayas langsung menelpon dan di luar dugaan tanggapannya biasa dan beliau berkata udah ngira kalo ayas bakal nonton langsung. Hati ayas langsung tenang saat itu dan ayas benar-benar larut dalam pesta kemenangan tersebut.
Selanjutnya ialah ketika Persib vs Arema di Bandung, Seperti yang nawak-nawak tau bahwa hubungan antar suporter kedua tim tersebut lagi tidak sebaik dulu kala tapi itu tidak menyurutkan niat ayas untuk hadir langsung di Siliwangi. Dan untuk kali ini ayas memberanikan diri untuk minta izin ke Orang Tua ayas untuk datang ke Siliwangi walaupun perkiraan ayas susah sebab kondisi suporter yang kurang baik.tapi dugaan ayas salah, mereka mengizinkan dengan syarat ayas ga macam-macam dan jika ada yang tidak beres langsung pulang, jangan disitu terus.
Tentu hal ini membuat ayas senang hingga hampir seluruh kegiatan Arema Parahyangan ketika Arema bertandang di Bandung ayas ikutin. Ayas juga sempat berfoto-foto dengan pemain Arema dan foto di stadion siliwangi menggunakan atribut Arema dan foto itu ayas kirim ke Emes ayas. Emes ayas langsung sms "ada gak fotomu yang ga pake Arema le".
Ayas langsung ketawa melihat sms itu, wajar saja. (sedikit flashback) ketika ayas diajak emes ayas ke Batam untuk liburan di koper yang ada ialah baju dan syal Arema, bahkan semua foto-foto ayas di Batam semuanya menggunakan atribut Arema hingga Emes ayas heran ngeliatnya, tetapi uniknya pada saat ke Batam itu Emes ayas justru membawa oleh-oleh dari Bontang buat ayas ialah Soak Arema, syal serta gantungan kunci boneka singa. jadi tidak heran jika di Batam ayas bisa menggunakan atribut Arema setiap hari sebab ayas sudah bawa sendiri ditambah oleh-oleh dari Emes ayas.
Kembali ke pertandingan Persib v Arema akhirnya tiba di hari pertandingan tersebut dan suasana di Siliwangi memang sedang panas bisa diliat dari cerita atau berita yang ada pada saat itu dari pencabutan spanduk hingga aksi rusuh.
Dan ketika pertandingan sudah mulai rusuh Emes saya langsung menelpon dan menyuruh ayas untuk keluar dari stadion, ternyata keluarga ayas di Bontang sana juga menyaksikan pertandingan itu, (mungkin mau mencari saya di tv,hehe).
Mungkin omongan Orang Tua bisa dibilang kepanjangan tangan dari kemauan Allah, mengapa ?? Sebab saat itu juga Om Untung menyuruh Kami untuk keluar walaupun pertandingan belum habis karena melihat situasi yang tidak lagi aman. Sejak saat itu Emes ayas selalu menelepon hampir tiap 15 menit sekali untuk mengetahui kondisi ayas, dan ayas ceritain kalau ayas sudah ada di tempat yang aman ( di kosan sam Kendar) dan Emes saya nyuruh ayas pulang nanti menunggu suasana di sana tenang. Emes ayas baru berhenti menelepon ketika tau ayas sudah sampai di rumah dan Emes ayas sempat berkat " udah ah, jngn nonton-nonton lagi".
Ayas menganggapnya sebagai suatu kekhawatiran ortu pada anaknya bukan sebagai larangan, dan memang ternyata betul sebab sekarang kalau ayas nobar atau ada acara dengan Arema Parahyangan tidak ada larangan apapun.
Bahkan sekarang ini Ebes ayas senang jika ayas ngumpul dengan Arema Parahyangan, dan yang membuat ayas tersenyum adalaha Ebes ayas sekarang kalo nelpon selalu pake osob kiwalan, katanya mau ngetes aja, walaupun ayas ga sepenuhnya ngerti tapi ayas seneng karena Ebes ayas sudah menganggap ayas Kera Ngalam, Sebelumnya jangankan osob kiwalan, ngobrol dengan bahasa jawa saja tidak pernah jika mengobrol dengan ayas.
Bahkan saat ini ketika bercerita tentang persepakbolaan Indonesia, Ebes ayas ga segan-segan mengeluarkan kata-kata jan*uk kepada NH, mungkin buat nawak-nawak kata kasar khas jawa timur itu tidak asing, tapi buat di lingkungan keluarga ayas kata itu jarang terdengar dan saat ini ebes ayas nyantai jika mengucapkan kata itu, buat ayas itu bukan kejelekan, tapi itu lah AREK MALANG sebenarnya, Humoris dan Ceplas-ceplos.
Andiga Mufti, ia adalah kakak ayas yang sering ayas panggil Mas Diga. Bisa di bilang ia bukan pecinta bola, tapi ia sangat antusias dengan Arema, Ia selalu minta soak-soak Arema ayas, terutama soak Arema Parahyangan, selain itu ia selalu antusias melihat rekaman-rekaman Aremania yang ada di laptop ayas, bahkan lagu-lagu Arema ia masukin di flashdisk untuk di dengar di mobilnya. Yang membuat ayas ketawa adalah ia belajar bahasa Malang justru dari ayas, Padahal ia sangat fasih berbahasa jawa tapi ia ingin tau bahasa Ngalam, sebab katanya biar bisa gabung sama orang-orang Arema pas nonton Di Stadion Mulawarman, perlu nawak-nawak ketahui bahwa di Bontang sangat Banyak gnaro Ngalam dan membentuk Arema Bontang.
Ketika ayas cerita tentang "petualangan" ayas di SUGBK dan Stadion Siliwangi Mas Diga serius mendengarnya, itu yang membuat ayas senang, walaupun ia bukan Aremania tapi ia bisa menerima bahkan mendukung sang adik menjadi Aremania.
Oleh sebab itu, walaupun saya adalah Aremania sendiri di keluarga ayas tapi seluruh keluarga ayas mendukungnya,
Terimakasih Ayah, Terimakasih Ibu, Terimakasih Mas...
Salam Satu Jiwa
Pengirim : Aditya Rahman
(original post:http://wearemania.net/aremania-voice/terima-kasih-ebes-emes-a-masku)